Bu Maryam Sang Pejuang Kemiskinan
Ketekunan Maryam sebagai seorang kader masyarakat di Desa Kecik, Kabupaten Probolinggo sudah tak perlu diragukan lagi. Dari mulai menjadi kader PKK, berbagai macam bantuan, sampai menjadi Ketua Pokmas Kecik Asri dalam Program Jalin Matra Penanggulangan Feminisasi Kemiskinan tahun 2018 ini.
Pendamping desa yang satu ini sangat senang dengan kegiatan pemberdayaan bukan tanpa alasan. Dia memiliki motivasi utama ingin menolong orang dan agar ilmunya bermanfaat. Selain itu dengan banyaknya jaringan, dia meyakini akan banyak menolong saat membutuhkan sesuatu.
Partisipasinya dalam mengikuti setiap tahapan ber-mother care ini membuat Maryam yakin bahwa Program Jalin Matra PFK sangat bermanfaat untuk KRTP. Dia berharap program terus berlanjut serta terus sehingga janda yang belum tercover bisa mendapatkan program yang sama sehingga angka kemiskinan di desanya semakin menurun. Dia berjanji akan mendampingi program ini sampai selesai, dan program ini harus benar-benar tepat sasaran dan jangan sampai diselewengkan. Harus ada pengawasan dari pihak terkait secara berkesinambungan sehingga program bisa terus berkembang.
Ibu Maryam sudah sejak belasan tahun lalu aktif mengikuti berbagai kegiatan di desanya. Keaktifannya itu pula yang menjadikannya orang yang selalu diminta bantuan oleh desa dalam berbagai kegiatan sosial. Hal inilah yang membuat dirinya paham kondisi masyarakat di desanya.
“Karakter para janda di desa ini kan mereka sebenarnya sudah banyak yang punya usaha, jadi menurut saya kalau ada bantuan modal barang sepertinya akan sangat membantu pengembangan usahanya,” ujarnya.
Sebanyak 38 KRTP di Desa Kecik akan mendapat bantuan tahun ini. Saat ini agenda terdekat adalah penyaluran bantuan ke KRTP. Bu Maryam berharap dan akan berusaha dan memastikan bantuan ini tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat pula pemanfaatannya, tuturnya.
“Sudah kadung lama di kegiatan sosial, sampai-sampai data warga Kecik saya pegang semua. Kadang-kadang kalau ganti pemerintahan desa malah ada yang minta data ke saya meskipun saya bukan perangkat,” ujarnya.
Nurul Padilla.