“BHOTO’AN BU MUL”(Ibu Mulyoningsih Penjual Bhoto’an Keliling)

Waktu sudah hampir siang dan ibu yang lumayan sepuh ini masih sibuk dengan sambal ikan terinya. Beliau adalah ibu dari 9 orang anak, dua sudah menikah dan lima lainnya bekerja keluar kota. Beliau yang sudah ditinggal suaminya sejak tahun 2010 silam, beliau adalah Bu Mulyoningsih (59 tahun). Saat kami datang ke rumahnya selain Bu Mul ada dua anak cowok yang sedang memasrah kelapa yang sudah terkupas kulitnya, yang tak lain putra beliau, yang satu duduk di bangku SMP dan satunya lagi di SMK PGRI kelas XI di Mojokerto.

Sejak ditinggal suaminya beliau menghidupi putra-putrinya seorang diri yang masih sekolah dengan berdagang lauk-pauk keliling/botho’an dari berbagai jenis macam bahan, dengan dikelilingkan dari mulai lingkungannya sendiri hingga di kampung sebelahnya. Selain itu beliau juga bercerita bahwa anaknya yang sudah bekerja tapi di luar Jawa, ada yang di Bali, Lampung, Surabaya serta sampai di Balikpapan. “Jadi sampean di rumah sama siapa Mbah?” tanyaku lagi, “Ngeh kalian anak-anak Mas yang masih sekolah, soalnya saya harus membiayai hingga lulus SMA agar bisa bekerja dapat kehidupan yang layak, ben mboten geton Mas…” jawabnya. “Terus kalau bahan-bahan/bumbu-bumbunya habis gimana? Yang jualan masak ibu sendiri, keliling?” “Ngeh mboten toooo Mas…kalau urusan belanja saya diantar anak yang sudah SMA itu (sambil menunjuk anaknya yang dari tadi marut kelapa).” “Terus…kalau jualan?” “Ngeh kadang saya sendiri, kadang dua anak saya itu, habis sekolah keliling kampung sampai sore hari Mas.” “Apa setiap hari juga habis?” “Jualannya…ya habis..biss….” jawab Bu Mul. “Omzet/pemasukan berapa setiap harinya bu?” “Rp600.000-700.000,- Mas itu kalau habis, tapi yang sering juga habis kok, Alhamdulillah bisa buat sangu anak-anak sekolah sama biayanya, itu belum belanjanya dua hari sekali, setiap kali belanja sampai Rp450.000-600.000,- Mas, gitu.”

Memang lauk pauknya Bu Mul ini terbilang enak, coba bayangkan kalau tidak enak mestinya kalau jualan tidak setiap hari laris dan habis. Tidak hanya itu jenis bhotokannya juga macam-macam, mulai dari pete-daun kaspe, daun simbukan, tahu-tempe dan pindang. Kalau Anda ingin coba mencicipinya, datang ke rumah beliau di Dusun Sasap Desa Modongan mulai pukul 13.00-14.00. Lebih dari jam tersebut dagangan sudah dikelilingkan dan di rumah tidak ada hanya yang dipesan orang sebelumnya/tetangganya.

Maka dengan senang dan bungahnya hati beliau ketika ada bantuan program Jalin Matra PFK ini, yang mana Bu Mul menjadi salah satu sasarannya di tahun 2018 di Desa Modongan, untuk itu harapannya bantuan modal usaha serta untuk menambah aset daripada alat dagang beliau yang masih bisa dikatakan manual/mengunakan tenaga kasar. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang sudi memperhatikan nasib orang miskin, ya…Semoga programnya lancar dan bisa membantu masyarakat lainnya yang membutuhkan, itulah ungkapan akhir dan juga harapan beliau.

binilek

alamat; daleman rt.02/rw.01 japan-sooko-mojokerto
lahir di ngabar-jetis-mojokerto tahun 1988 desember, sekarang domisili di daleman.

Tinggalkan sebuah Komentar